Ilmu yang mempelajari hal ini dinamakan Cryptology. Dan pengertian cryptography adalah suatu cara bagaimana caranya agar pengiriman suatu pesan dapat dilakukan dengan aman. Crypto berarti secret (rahasia), sedangkan graphy berarti writing (tulisan). Cara yang dilakukan dalam menggunakan media elektronik adalah dengan menyandikan informasi dengan suatu kode tertentu (encryption) sehingga tidak bisa terbaca (ciphertext) dan mengembalikan hasil sandi tersebut (decryption) sehingga dapat dibaca oleh penerima pesan (plaintext). Tugas utama Cryptogrphy adalah untuk menjaga agar baik plaintext maupun kunci ataupun keduanya tetap terjaga kerahasiaannya dari penyadap (disebut juga dengan lawan, penyerang, pencegat, penyelundup pesan, musuh, attacker dan sebagainya).
Selain untuk keamanan, manfaat dari Cryptography ini adalah untuk:
- authentication. Penerima pesan dapat memastikan keaslian pengirimnya. Penyerang tidak dapat berpura-pura sebagai orang lain.
- integrity, Penerima harus dapat memeriksa apakah pesan telah dimodifikasi ditengah jalan atau tidak. Seorang penyusup seharusnya tidak dapat memasukkan tambahan ke dalam pesan, mengurangi atau merubah pesan selama data berada diperjalanan.
- nonrepudiation. Pengirim seharusnya tidak dapat mengelak bahwa dialah pengirim pesan sesungguhnya. Tanpa Cryptography, seseorang dapat mengelak bahwa dialah pengirim pesan yang sesungguhnya.
- authority. Informasi yang berada pada sistem jaringan seharusnya hanya dapat dimodifikasi oleh pihak yang berwenang. Modifikasi yang tidak diinginkan, dapat berupa penulisan tambahan pesan, pengubahan isi, pengubahan status, penghapusan, pembuatan pesan baru (pemalsuan), atau menyalin pesan untuk digunakan oleh penyerang. Kriptografi (cryptography) adalah merupakan suatu ilmu dan seni untuk menjaga data-data atau informasi agar aman. Kriptografi berasal dari kata "Crypto" yang berarti "Secret" (rahasia) dan "Graphy" yang berarti "Writing" (tulisan). Sebuah algoritma kriptografik (Cryptographic Algorithm), disebut cipher yaitu persamaan matematik yang digunakan untuk proses "Enkripsi" dan "Dekripsi". Metode Enkripsi ini digunakan untuk meyandikan data-data atau informasi sehingga tidak dapat dibuka atau dibaca oleh orang lain yang tidak berhak. Dengan enkripsi data akan disandikan (encrypted) dengan menggunakan sebuah kunci (key). Untuk membuka (decrypt) data tersebut dapat digunakan dua buah cara:
1. Menggunakan kunci yang sama dengan kunci yang digunakan untuk mengenkripsi (digunakan pada kasus private key cryptography).
2. Menggunakan kunci yang berbeda (digunakan pada kasus public key cryptography).
Rabu, 11 Februari 2009
Selasa, 10 Februari 2009
Sejarah Cryptography
Kriptografi memiliki sejarah yang panjang dan mengagumkan. Penulisan
rahasia ini dapat dilacak kembali ke 3000 tahun SM saat digunakan oleh bangsa
Mesir. Mereka menggunakan hieroglyphcs untuk menyembunyikan tulisan dari
mereka yang tidak diharapkan. Hieroglyphcs diturunkan dari bahasa Yunani
hieroglyphica yang berarti ukiran rahasia. Hieroglyphs berevolusi menjadi
hieratic, yaitu stylized script yang lebih mudah untuk digunakan. Sekitar 400 SM,
kriptografi militer digunakan oleh bangsa Spartan dalam bentuk sepotong papirus
atau perkamen dibungkus dengan batang kayu. Sistem ini disebut Scytale.
Sekitar 50 SM, Julius Caesar, kaisar Roma, menggunakan cipher substitusi
untuk mengirim pesan ke Marcus Tullius Cicero. Pada cipher ini, huruf-huruf
apfabet disubstitusi dengan huruf-huruf yang lain pada alfabet yang sama. Karena
hanya satu alfabet yang digunakan, cipher ini merupakan substitusi
monoalfabetik. Cipher semacam ini mencakup penggeseran alfabet dengan 3
huruf dan mensubstitusikan huruf tersebut. Substitusi ini kadang dikenal dengan
C3 (untuk Caesar menggeser 3 tempat). Secar umum sistem cipher Caesar dapat
ditulis sbb.:
Zi = Cn(Pi)
Dimana Zi adalah karakter-karekter ciphertext, Cn adalah transformasi substitusi
alfabetik, n adalah jumlah huruf yang digeser, dan Pi adalah karakter-karakter
plaintext.
Disk mempunyai peranan penting dalam kriptografi sekitar 500 th yang lalu. Di Italia
sekitar tahun 1460, Leon Battista Alberti mengembangkan disk cipher untuk enkripsi.
Sistemnya terdiri dari dua disk konsentris. Setiap disk memiliki alfabet di
sekelilingnya, dan dengan memutar satu disk berhubungan dengan yang lainnya, huruf
pada satu alfabet dapat ditransformasi ke huruf pada alfabet yang lain.
Bangsa Arab menemukan cryptanalysis karena kemahirannya dalam
bidang matematika, statistik, dan lingiustik. Karena setiap orang muslim harus
menambah pengetahuannya, mereka mempelajari peradaban terdahulu dan
mendekodekan tulisan-tulisannya ke huruf-huruf Arab. Pada tahun 815, Caliph al-Mamun
mendirikan House of Wisdom di Baghdad yang merupakan titik pusat dari usaha-usaha
translasi. Pada abad ke-9, filsuf Arab al-Kindi menulis risalat (ditemukan kembali
th 1987) yang diberi judul “A Manuscript on Deciphering Cryptographic Messages”.
Pada 1790, Thomas Jefferson mengembangkan alat enkripsi dengan menggunakan tumpukan
yang terdiri dari 26 disk yang dapat diputar secara individual. Pesan dirakit
dengan memutar setiap disk ke huruf yang tepat dibawah batang berjajar yang
menjalankan panjang tumpukan disk. Kemudian, batang berjajar diputar dengan sudut
tertentu, A, dan huruf-huruf dibawah batang adalah pesan yang terenkripsi.
Penerima akan menjajarkan karakter-karakter cipher dibawah batang berjajar, memutar
batang kembali dengan sudut A dan membaca pesan plaintext.
Sistem disk digunakan secara luas selama perang sipil US. Federal Signal Officer
mendapatkan hak paten pada sistem disk mirip dengan yang ditemukan oleh Leon Battista
Alberti di Italia, dan dia menggunakannya untuk mengkode dan mendekodekan sinyal-sinyal
bendera diantara unit-unit.
Sistem Unix menggunakan cipher substitusi yang disebut ROT 13 yang menggeser alfabet
sebanyak 13 tempat. Penggeseran 13 tempat yang lain membawa alfabet kembali ke posisi
semula, dengan demikian mendekodekan pesan.
Mesin kriptografi mekanik yang disebut Hagelin Machine dibuat pada tahun 1920 oleh Boris
Hagelin di Scockholm, Swedia. Di US, mesin Hagelin dikenal sebagai M-209.
Pada tahun 20-an, Herbert O. Yardley bertugas pada organisasi rahasia US MI-8 yang dikenal
sebagai “Black Chamber”. MI-8 menjebol kode-kode sejumlah negara. Selama konferensi
Angkatan Laut Washington tahun 1921-1922, US membatasi negosiasi dengan Jepang karena
MI-8 telah memberikan rencana negosiasi Jepang yang telap disadap kepada sekretaris
negara US. Departemen negara menutup MI-8 pada tahun 1929 sehingga Yardley merasa kecewa.
Sebagai wujud kekecewaanya, Yardley menerbitkan buku The American Black Chamber,
yang menggambarkan kepada dunia rahasia dari MI-8. Sebagai konsekuensinya,pihak Jepang
menginstal kode-kode baru. Karena kepeloporannya dalam bidang ini, Yardley dikenal
sebagai “Bapak Kriptografi Amerika”.
rahasia ini dapat dilacak kembali ke 3000 tahun SM saat digunakan oleh bangsa
Mesir. Mereka menggunakan hieroglyphcs untuk menyembunyikan tulisan dari
mereka yang tidak diharapkan. Hieroglyphcs diturunkan dari bahasa Yunani
hieroglyphica yang berarti ukiran rahasia. Hieroglyphs berevolusi menjadi
hieratic, yaitu stylized script yang lebih mudah untuk digunakan. Sekitar 400 SM,
kriptografi militer digunakan oleh bangsa Spartan dalam bentuk sepotong papirus
atau perkamen dibungkus dengan batang kayu. Sistem ini disebut Scytale.
Sekitar 50 SM, Julius Caesar, kaisar Roma, menggunakan cipher substitusi
untuk mengirim pesan ke Marcus Tullius Cicero. Pada cipher ini, huruf-huruf
apfabet disubstitusi dengan huruf-huruf yang lain pada alfabet yang sama. Karena
hanya satu alfabet yang digunakan, cipher ini merupakan substitusi
monoalfabetik. Cipher semacam ini mencakup penggeseran alfabet dengan 3
huruf dan mensubstitusikan huruf tersebut. Substitusi ini kadang dikenal dengan
C3 (untuk Caesar menggeser 3 tempat). Secar umum sistem cipher Caesar dapat
ditulis sbb.:
Zi = Cn(Pi)
Dimana Zi adalah karakter-karekter ciphertext, Cn adalah transformasi substitusi
alfabetik, n adalah jumlah huruf yang digeser, dan Pi adalah karakter-karakter
plaintext.
Disk mempunyai peranan penting dalam kriptografi sekitar 500 th yang lalu. Di Italia
sekitar tahun 1460, Leon Battista Alberti mengembangkan disk cipher untuk enkripsi.
Sistemnya terdiri dari dua disk konsentris. Setiap disk memiliki alfabet di
sekelilingnya, dan dengan memutar satu disk berhubungan dengan yang lainnya, huruf
pada satu alfabet dapat ditransformasi ke huruf pada alfabet yang lain.
Bangsa Arab menemukan cryptanalysis karena kemahirannya dalam
bidang matematika, statistik, dan lingiustik. Karena setiap orang muslim harus
menambah pengetahuannya, mereka mempelajari peradaban terdahulu dan
mendekodekan tulisan-tulisannya ke huruf-huruf Arab. Pada tahun 815, Caliph al-Mamun
mendirikan House of Wisdom di Baghdad yang merupakan titik pusat dari usaha-usaha
translasi. Pada abad ke-9, filsuf Arab al-Kindi menulis risalat (ditemukan kembali
th 1987) yang diberi judul “A Manuscript on Deciphering Cryptographic Messages”.
Pada 1790, Thomas Jefferson mengembangkan alat enkripsi dengan menggunakan tumpukan
yang terdiri dari 26 disk yang dapat diputar secara individual. Pesan dirakit
dengan memutar setiap disk ke huruf yang tepat dibawah batang berjajar yang
menjalankan panjang tumpukan disk. Kemudian, batang berjajar diputar dengan sudut
tertentu, A, dan huruf-huruf dibawah batang adalah pesan yang terenkripsi.
Penerima akan menjajarkan karakter-karakter cipher dibawah batang berjajar, memutar
batang kembali dengan sudut A dan membaca pesan plaintext.
Sistem disk digunakan secara luas selama perang sipil US. Federal Signal Officer
mendapatkan hak paten pada sistem disk mirip dengan yang ditemukan oleh Leon Battista
Alberti di Italia, dan dia menggunakannya untuk mengkode dan mendekodekan sinyal-sinyal
bendera diantara unit-unit.
Sistem Unix menggunakan cipher substitusi yang disebut ROT 13 yang menggeser alfabet
sebanyak 13 tempat. Penggeseran 13 tempat yang lain membawa alfabet kembali ke posisi
semula, dengan demikian mendekodekan pesan.
Mesin kriptografi mekanik yang disebut Hagelin Machine dibuat pada tahun 1920 oleh Boris
Hagelin di Scockholm, Swedia. Di US, mesin Hagelin dikenal sebagai M-209.
Pada tahun 20-an, Herbert O. Yardley bertugas pada organisasi rahasia US MI-8 yang dikenal
sebagai “Black Chamber”. MI-8 menjebol kode-kode sejumlah negara. Selama konferensi
Angkatan Laut Washington tahun 1921-1922, US membatasi negosiasi dengan Jepang karena
MI-8 telah memberikan rencana negosiasi Jepang yang telap disadap kepada sekretaris
negara US. Departemen negara menutup MI-8 pada tahun 1929 sehingga Yardley merasa kecewa.
Sebagai wujud kekecewaanya, Yardley menerbitkan buku The American Black Chamber,
yang menggambarkan kepada dunia rahasia dari MI-8. Sebagai konsekuensinya,pihak Jepang
menginstal kode-kode baru. Karena kepeloporannya dalam bidang ini, Yardley dikenal
sebagai “Bapak Kriptografi Amerika”.
Minggu, 01 Februari 2009
Cipher ROT-13
EBG-13 nqnynu raxevcfv frqreunan lnat zratthanxna cretrfrena xnenxgre 13 xnyv. Qncng chyn qvghyvf qratna ehzhf :
EBG13(EBG13(k)) = EBG26(k) = k sbe nal grkg k
Xnean nycunorg whzynualn nqn 26.
Inevna qnev EBG-13 nagnen ynva EBG-18 (GBG-13+5) lnvgh qvgnzonu qratna natxn 0-9 fruvattn oraghxaln 0=5,1=6,2=7,3=8,4=9 qna EBG-47 qvznan natxn qna nycunorg qvgnzonu qratna xnenxgre fcrfvny greznfhx fcnfv, qvznan xnenxgre-xnenxgre grefrohg greqncng qnynz NFPVV, zvfnyaln ~, !, qna frontnvaln.
Pbagbualn :
Gur Dhvpx Oebja Sbk Whzcf Bire Gur Ynml Qbt.
…rapvcuref gb…
%96 “S:4<>NQ ~T6P %96 {2XW f@8]
EBG-13 puvcre zrehcnxna puvcre grezhqnu qna hzhz qnynz frchgne rapelcg qngn.
download ROT13
EBG13(EBG13(k)) = EBG26(k) = k sbe nal grkg k
Xnean nycunorg whzynualn nqn 26.
Inevna qnev EBG-13 nagnen ynva EBG-18 (GBG-13+5) lnvgh qvgnzonu qratna natxn 0-9 fruvattn oraghxaln 0=5,1=6,2=7,3=8,4=9 qna EBG-47 qvznan natxn qna nycunorg qvgnzonu qratna xnenxgre fcrfvny greznfhx fcnfv, qvznan xnenxgre-xnenxgre grefrohg greqncng qnynz NFPVV, zvfnyaln ~, !, qna frontnvaln.
Pbagbualn :
Gur Dhvpx Oebja Sbk Whzcf Bire Gur Ynml Qbt.
…rapvcuref gb…
%96 “S:4<>NQ ~T6P %96 {2XW f@8]
EBG-13 puvcre zrehcnxna puvcre grezhqnu qna hzhz qnynz frchgne rapelcg qngn.
download ROT13
Jumat, 16 Januari 2009
Tutorial Memasang Kabel LAN / UTP
Ghgbevny fvatxng vav pbpbx onatrg ohng lnat frqnat zb ovxva wnevatna xbzchgre ‘ZHENU’ xuhfhfaln lnat greqvev yrovu qnev 2 pyvrag, lnat cnxr uho (wnhu yrovu zhenu xrgvzonat ebhgre). Gb gur cbvag! Ncn fvu xnory HGC vgh? Xnory HGC vgh nqnynu xnory xuhfhf ohng genafzvfv qngn.
HGC, fvatxngna qnev “Hafuvryqrq Gjvfgrq Cnve". Qvfrohg hafuvryqrq xneran xhenat gnuna greunqnc vagresrerafv ryrxgebzntargvx. Qna qvfrohg gjvfgrq cnve fbnyaln qv qnynzaln greqncng cnfnatna xnory lnat qvfhfha fcveny nyvnf fnyvat oreyvyvgna. Nqn 5 xngrtbev xnory HGC. Qnev xngrtbev 1 fnzcnv xngrtbev 5. Haghx wnevatna xbzchgre lnat grexrany nqnynu xngrtbev 3 qna xngrtbev 5.
Xngrtbev 3 ovfn haghx genafzvfv qngn fnzcnv 10 zocf, frqnat xngrtbev 5 fnzcnv 100 zocf. Anu xyb phzna ohng zvfny ovxva wnevatna xbzchgre qv xnagbe ngb xnzchf ngb jnearg, cnyvat atvevg ln cnxr lnat xngrtbev 3. Hqnu yrovu qnev phxhc.
Nqn onalnx zrerx lnat orerqne qv cnfnena, phzna lnat grexrany onaqry qna eryngvs zhenu nqnynu zrerx Oryqra - znqr va HFN. Cre zrgrealn orexvfne qnev Ec. 1500 - 2000,- Xnynh znh wnghu zhenu qna cnxraln onalnx oryv nwn lnat fngh xbgnx, cnawnataln frxvgne 150 zrgrena. Wnatna yhcn oryv xbarxgbealn. Xbarxgbealn ghu oraghxaln xnlnx pbybxna gryrcba phzna yrovu orfne. Ovynat nwn zb oryv xbarxgbe EW-45. Unetnaln xyb atrpre frxvgne Ec.2500,- na
Pevzc Gbby Fngh yntv lnat fnatng cragvat, xnzh xhqh chaln gnat xuhfhf ohng znfnat xbarxgbe xr xnory HGC, vfgvynu xreraaln “pevzc gbby". Vav nyng thanaln ohng ‘atrzngvva’ ngb ‘anarz’ ngb ncnynu vfgvynualn vgh xbarxgbe xr xnory HGC. Wnqv frxnyv hqnu qv ‘gnat’ hqnu tn ovfn qvpbcbg yntv vgh xbarxgbe. Unetnaln zrznat ntnx znuny qvonaqvat gnat ovnfn. Nagne Ec.75eo - 150eo. Qna xyb zb yrovu bx, ovne tn anatthat gnzonu qhvg yntv frxvgne 125eona ohng oryv yna grfgre. oryvaln lnat zrerx qnev gnvjna nwn. yrovu zhenu. oraghxaln ghu xnlnx xbgnx, qna nqn ynzch yrqaln 8 cnfnat, ovfn xrqnc xrqvc.
BX frxnenat crenyngna hqnu fvnc, thr zhynv nwn. Frpnen hzhz crznfnatna xnory HGC nqn 2 gvcr, gvcr fgenvtug qna gvcr pebff. Qvfrohg gvcr fgenvtug fbnyaln znfvat znfvat xnory lnat whzynualn 8 vgh orexberfcbaqrafv 1-1, ynatfhat. Frqnatxna qvfrohg pebff fbnyaln nqn crefvynatna cnqn fhfhana xnoryaln. Ovathat?
BX! Haghx gvcr fgenvtug vgh qvthanxna ohng alnzohatva qnev pyvrag xr uho. Frqnatxna haghx gvcr pebff haghx pyvrag ynatfhat xr pyvrag (pch gb pch) ngb qnev uho xr uho.
Xvgn onunf qhyh lnat gvcr fgenvtug
Hehgna cva gvcr fgenvtugGvcr vav cnyvat tnzcnat qvohng. Xrancn? Fbnyaln ynatfhat xberfcbaqrafvaln 1-1. Fgnaqne hehgnaaln fvu ortvav (qvyvung qnev obybatnaaln xbarxgbe, qnev xvev xr xnana - yvung sbgb qvfnzcvat) : 2 benatr - 1 vwb - 2 oveh - 1 vwb - 2 pbxyng . 2 benatr qvfvav znxfhqaln cnfnatna benatr zhqn fnzn benatr ghn, qfg. Gncv tn hfnu vxhg fgnaqne crjneanna vgh whtn froranealn gvqnx znfnynu. Lnat cragvat hehgna xnoryaln. Zvfny hwhat fvav hehgna cva cregnznaln benatr zhqn, znxn hwhat lnat ynva hehgna cvat cregnznaln whtn unehf benatr zhqn. wnqv nagne hwhat fnyvat alnzohat. Froranealn gvqnx frzhn cva grefrohg qvthanxna. Lnat cragvat nqnynu cva abzbe 1,2,3 qna 6. Wnqv zvfny lnat qvfnzohat phzna cva 1,2,3 qna 6 frqnatxna cva lnat ynva gvqnx qvcnfnat, gvqnx wnqv fbny. Ohng wrynfaln pbon yvung sbgb qvonjnu, lnat thr sbgb qnev frohnu ohxh (pbon gronx! ovfn tn, ohxh ncn unlhbbb? :Q)
Fgenvtug Geh qna pebff cva
Lnat xvev hehgna xberfcbaqrafv ohng gvcr fgenvtu, lnat xnana lnat pebff
Anu jnxgh zb cnfnat xnzh cbgbat hwhat xnoryaln, gehf fhfha xnoryaln gehf engnva cnxr cvfb cbgbat lnat nqn qv pevzc gbby. Xnzh tn creyh ercbg ercbg unehf atryrcnfva vfbynfv cnqn ontvna hwhat xnory, fbnyaln jnxgh xnzh znfhxva vgh xnory xr xbarxgbe gehf qv traprg cnxr pevzc gbby, froranealn fnng vgh cva lnat nqn qv xbarxgbe arzohf zcr qnyrz xnory. Creungvxna, ntne traprgaln lnat xrenf. fbnyaln xyb tn xrenf xnqnat vgh cva tn grzohf xr qnynz vfbynfv xnoryaln. Xnyb hqnu gehf xnzh grf cnxr yna grfgre. Znfhxva hwhat hwhat xnory xr nyngaln, gehf alnynva, xyb ynzch yrq lnat qv yna grfgre alnyn frzhn, qnev abzbe 1 zcr 8 orenegv xnzh fhxfrf. Xyb nqn fnynu fngh lnat tn alnyn orenegv xrzhatxvana cnqn cva abzbe grefrohg nqn znfnynu. Pnen cnyvat zhqnu lnvgh xnzh traprg yntv cnxr gnat. Xrzhatxvana cvaaln oryhz grzohf. Xnyb hqnu xnzh traprg xbx znfvu tn alnzohat, pbon crevxfn xberfcbaqrafvaln nagne cva hqnu 1-1 oyba. Xyb grealngn hqnu orare qna znfvu tntny, orenegv zrznat xnzh unev vav frqnat gvqnx orehaghat.. xrfvna qru.. urur.. hynat yntv nwn.. bxnl!
YNA GRFGRE
YNA GRFGRE - nyng ohng atrprx xnoryaln alnzohataln orare ngb tn. Haghx gvcr fgenvtug xyb orare agne qnev yrq 1 fnzcr 8 orexrqvc.
Orevxhg nqnynu sbgb qnev onjnu qnev hwhat xnory HGC lnat hqnu qvcnfnatv xbarxgbe qna oreunfvy qratna onvx (hehgna crjneanna cvaaln vxhg fgnaqne).
Qna xyb lnat vav tn fgnaqne, pbon creungvva hehgna jnean cvaaln… tn fgnaqne onatrg. gncv grgrc nwn ovfn, lnat cragvat xberfcbaqrafvaln fngh fngh (xuhfhf gvcr fgenvtug).
Frxnenat Gvcr Pebff
Haghx gvcr pebff vgh qvcnxr ohng alnohatva ynatfhat nagne 2 cp, ngb lnat hzhzaln ohng alnzohatva nagne uho. (zvfny xneran pbybxna qv uhoaln xhenat). Pnen cnfnataln whtn froranealn tnzcnat. fnzn frcregv gvcr fgenvtug, cva lnat qvcnxr whtn froranealn phzna 4 cva nwn, cva 1-2-3 qna 6. Anu lnat orqn cnf cnfnataln. Xyb qv gvcr pebff, cva 1 alnzohat xr cva 3 hwhat lnat ynva. cva 2 xr 6, cva 3 xr 1 qna cva 6 xr 2. Wrynfaln pbon qru yvng “Tnzone 5″. Cenxgvfaln tvav, qv hwhat cregnzn xnzh fhfha cvaaln frfhnv fgnaqne ohng lnat gvcr “fgenvtug” anu qv hwhat lnat ynra xnzh fhfha cvaaln frfhnv fgnaqne ohng gvcr “pebff".
znfvu ovathat ? tvav qru tnzcnataln:
hwhat cregnzn:
1: benatr zhqn
2: benatr ghn
3: vwb zhqn
4: oveh zhqn
5: oveh ghn
6: vwb ghn
7: pbxyng zhqn
8: pbxyng ghn
znxn qvhwhat lnat ynva unehf ortvav:
1: vwb zhqn
2: vwb ghn
3: benatr zhqn
4: oveh zhqn
5: oveh ghn
6: benatr ghn
7: pbxyng zhqn
8: pbxyng ghn
ntnx atregv xna? wnqv qvfvav cbfvfv abzbe 1,2,3 zn 6 lnat qvghxre.. Anu agne xyb cnf qv grf cnxr YNA grfgre agne yrq 1,2,3, zn 6 fnyvat oreghxne. Xyb gvcr fgenvtug xna alnynaln hehgna, anu xyb gvcr pebff nqn lnat ybzcng ybzcng. Gncv lnat cnfgv xhqh alnyn frzhn gvnc yrq qnev abzbe 1 fnzcr 8.
Bx qru frynzng ovxva wnevatna. Frzbtn xnzh ovfn oreunfvy jnxgh cnfnat xbarxgbe qv xnoryaln.. urur.. Zbtn vyzh vav orethan ohng xnzh, fbnyaln jnxgh qhyh thr cregnzn ovxva wnevatna yhph onatrg qru, ohng athcnf xnoryaln thr znfvu cnxr phggre, cnqnuny xna hqnu nqn ghu qv pevzc gbbyaln. Hqnu tvgh hwhat hwhataln gvnc xnory nxh xryhcnf yntv cnxr phggre. cnqnuny lnat orghy tn hfnu qv xhcnf ngh ngh, ovneva nwn engn, fbnyaln agne cnf qv ‘pevzc gbby’ xna vgh cva znfvat znfvat grzohf xr qnyrz xnoryaln.. ortb qru qhyh.. zbtn xnzh tn zrynxhxna uny fnzn xnlnx qhyh.
HGC, fvatxngna qnev “Hafuvryqrq Gjvfgrq Cnve". Qvfrohg hafuvryqrq xneran xhenat gnuna greunqnc vagresrerafv ryrxgebzntargvx. Qna qvfrohg gjvfgrq cnve fbnyaln qv qnynzaln greqncng cnfnatna xnory lnat qvfhfha fcveny nyvnf fnyvat oreyvyvgna. Nqn 5 xngrtbev xnory HGC. Qnev xngrtbev 1 fnzcnv xngrtbev 5. Haghx wnevatna xbzchgre lnat grexrany nqnynu xngrtbev 3 qna xngrtbev 5.
Xngrtbev 3 ovfn haghx genafzvfv qngn fnzcnv 10 zocf, frqnat xngrtbev 5 fnzcnv 100 zocf. Anu xyb phzna ohng zvfny ovxva wnevatna xbzchgre qv xnagbe ngb xnzchf ngb jnearg, cnyvat atvevg ln cnxr lnat xngrtbev 3. Hqnu yrovu qnev phxhc.
Nqn onalnx zrerx lnat orerqne qv cnfnena, phzna lnat grexrany onaqry qna eryngvs zhenu nqnynu zrerx Oryqra - znqr va HFN. Cre zrgrealn orexvfne qnev Ec. 1500 - 2000,- Xnynh znh wnghu zhenu qna cnxraln onalnx oryv nwn lnat fngh xbgnx, cnawnataln frxvgne 150 zrgrena. Wnatna yhcn oryv xbarxgbealn. Xbarxgbealn ghu oraghxaln xnlnx pbybxna gryrcba phzna yrovu orfne. Ovynat nwn zb oryv xbarxgbe EW-45. Unetnaln xyb atrpre frxvgne Ec.2500,- na
Pevzc Gbby Fngh yntv lnat fnatng cragvat, xnzh xhqh chaln gnat xuhfhf ohng znfnat xbarxgbe xr xnory HGC, vfgvynu xreraaln “pevzc gbby". Vav nyng thanaln ohng ‘atrzngvva’ ngb ‘anarz’ ngb ncnynu vfgvynualn vgh xbarxgbe xr xnory HGC. Wnqv frxnyv hqnu qv ‘gnat’ hqnu tn ovfn qvpbcbg yntv vgh xbarxgbe. Unetnaln zrznat ntnx znuny qvonaqvat gnat ovnfn. Nagne Ec.75eo - 150eo. Qna xyb zb yrovu bx, ovne tn anatthat gnzonu qhvg yntv frxvgne 125eona ohng oryv yna grfgre. oryvaln lnat zrerx qnev gnvjna nwn. yrovu zhenu. oraghxaln ghu xnlnx xbgnx, qna nqn ynzch yrqaln 8 cnfnat, ovfn xrqnc xrqvc.
BX frxnenat crenyngna hqnu fvnc, thr zhynv nwn. Frpnen hzhz crznfnatna xnory HGC nqn 2 gvcr, gvcr fgenvtug qna gvcr pebff. Qvfrohg gvcr fgenvtug fbnyaln znfvat znfvat xnory lnat whzynualn 8 vgh orexberfcbaqrafv 1-1, ynatfhat. Frqnatxna qvfrohg pebff fbnyaln nqn crefvynatna cnqn fhfhana xnoryaln. Ovathat?
BX! Haghx gvcr fgenvtug vgh qvthanxna ohng alnzohatva qnev pyvrag xr uho. Frqnatxna haghx gvcr pebff haghx pyvrag ynatfhat xr pyvrag (pch gb pch) ngb qnev uho xr uho.
Xvgn onunf qhyh lnat gvcr fgenvtug
Hehgna cva gvcr fgenvtugGvcr vav cnyvat tnzcnat qvohng. Xrancn? Fbnyaln ynatfhat xberfcbaqrafvaln 1-1. Fgnaqne hehgnaaln fvu ortvav (qvyvung qnev obybatnaaln xbarxgbe, qnev xvev xr xnana - yvung sbgb qvfnzcvat) : 2 benatr - 1 vwb - 2 oveh - 1 vwb - 2 pbxyng . 2 benatr qvfvav znxfhqaln cnfnatna benatr zhqn fnzn benatr ghn, qfg. Gncv tn hfnu vxhg fgnaqne crjneanna vgh whtn froranealn gvqnx znfnynu. Lnat cragvat hehgna xnoryaln. Zvfny hwhat fvav hehgna cva cregnznaln benatr zhqn, znxn hwhat lnat ynva hehgna cvat cregnznaln whtn unehf benatr zhqn. wnqv nagne hwhat fnyvat alnzohat. Froranealn gvqnx frzhn cva grefrohg qvthanxna. Lnat cragvat nqnynu cva abzbe 1,2,3 qna 6. Wnqv zvfny lnat qvfnzohat phzna cva 1,2,3 qna 6 frqnatxna cva lnat ynva gvqnx qvcnfnat, gvqnx wnqv fbny. Ohng wrynfaln pbon yvung sbgb qvonjnu, lnat thr sbgb qnev frohnu ohxh (pbon gronx! ovfn tn, ohxh ncn unlhbbb? :Q)
Fgenvtug Geh qna pebff cva
Lnat xvev hehgna xberfcbaqrafv ohng gvcr fgenvtu, lnat xnana lnat pebff
Anu jnxgh zb cnfnat xnzh cbgbat hwhat xnoryaln, gehf fhfha xnoryaln gehf engnva cnxr cvfb cbgbat lnat nqn qv pevzc gbby. Xnzh tn creyh ercbg ercbg unehf atryrcnfva vfbynfv cnqn ontvna hwhat xnory, fbnyaln jnxgh xnzh znfhxva vgh xnory xr xbarxgbe gehf qv traprg cnxr pevzc gbby, froranealn fnng vgh cva lnat nqn qv xbarxgbe arzohf zcr qnyrz xnory. Creungvxna, ntne traprgaln lnat xrenf. fbnyaln xyb tn xrenf xnqnat vgh cva tn grzohf xr qnynz vfbynfv xnoryaln. Xnyb hqnu gehf xnzh grf cnxr yna grfgre. Znfhxva hwhat hwhat xnory xr nyngaln, gehf alnynva, xyb ynzch yrq lnat qv yna grfgre alnyn frzhn, qnev abzbe 1 zcr 8 orenegv xnzh fhxfrf. Xyb nqn fnynu fngh lnat tn alnyn orenegv xrzhatxvana cnqn cva abzbe grefrohg nqn znfnynu. Pnen cnyvat zhqnu lnvgh xnzh traprg yntv cnxr gnat. Xrzhatxvana cvaaln oryhz grzohf. Xnyb hqnu xnzh traprg xbx znfvu tn alnzohat, pbon crevxfn xberfcbaqrafvaln nagne cva hqnu 1-1 oyba. Xyb grealngn hqnu orare qna znfvu tntny, orenegv zrznat xnzh unev vav frqnat gvqnx orehaghat.. xrfvna qru.. urur.. hynat yntv nwn.. bxnl!
YNA GRFGRE
YNA GRFGRE - nyng ohng atrprx xnoryaln alnzohataln orare ngb tn. Haghx gvcr fgenvtug xyb orare agne qnev yrq 1 fnzcr 8 orexrqvc.
Orevxhg nqnynu sbgb qnev onjnu qnev hwhat xnory HGC lnat hqnu qvcnfnatv xbarxgbe qna oreunfvy qratna onvx (hehgna crjneanna cvaaln vxhg fgnaqne).
Qna xyb lnat vav tn fgnaqne, pbon creungvva hehgna jnean cvaaln… tn fgnaqne onatrg. gncv grgrc nwn ovfn, lnat cragvat xberfcbaqrafvaln fngh fngh (xuhfhf gvcr fgenvtug).
Frxnenat Gvcr Pebff
Haghx gvcr pebff vgh qvcnxr ohng alnohatva ynatfhat nagne 2 cp, ngb lnat hzhzaln ohng alnzohatva nagne uho. (zvfny xneran pbybxna qv uhoaln xhenat). Pnen cnfnataln whtn froranealn tnzcnat. fnzn frcregv gvcr fgenvtug, cva lnat qvcnxr whtn froranealn phzna 4 cva nwn, cva 1-2-3 qna 6. Anu lnat orqn cnf cnfnataln. Xyb qv gvcr pebff, cva 1 alnzohat xr cva 3 hwhat lnat ynva. cva 2 xr 6, cva 3 xr 1 qna cva 6 xr 2. Wrynfaln pbon qru yvng “Tnzone 5″. Cenxgvfaln tvav, qv hwhat cregnzn xnzh fhfha cvaaln frfhnv fgnaqne ohng lnat gvcr “fgenvtug” anu qv hwhat lnat ynra xnzh fhfha cvaaln frfhnv fgnaqne ohng gvcr “pebff".
znfvu ovathat ? tvav qru tnzcnataln:
hwhat cregnzn:
1: benatr zhqn
2: benatr ghn
3: vwb zhqn
4: oveh zhqn
5: oveh ghn
6: vwb ghn
7: pbxyng zhqn
8: pbxyng ghn
znxn qvhwhat lnat ynva unehf ortvav:
1: vwb zhqn
2: vwb ghn
3: benatr zhqn
4: oveh zhqn
5: oveh ghn
6: benatr ghn
7: pbxyng zhqn
8: pbxyng ghn
ntnx atregv xna? wnqv qvfvav cbfvfv abzbe 1,2,3 zn 6 lnat qvghxre.. Anu agne xyb cnf qv grf cnxr YNA grfgre agne yrq 1,2,3, zn 6 fnyvat oreghxne. Xyb gvcr fgenvtug xna alnynaln hehgna, anu xyb gvcr pebff nqn lnat ybzcng ybzcng. Gncv lnat cnfgv xhqh alnyn frzhn gvnc yrq qnev abzbe 1 fnzcr 8.
Bx qru frynzng ovxva wnevatna. Frzbtn xnzh ovfn oreunfvy jnxgh cnfnat xbarxgbe qv xnoryaln.. urur.. Zbtn vyzh vav orethan ohng xnzh, fbnyaln jnxgh qhyh thr cregnzn ovxva wnevatna yhph onatrg qru, ohng athcnf xnoryaln thr znfvu cnxr phggre, cnqnuny xna hqnu nqn ghu qv pevzc gbbyaln. Hqnu tvgh hwhat hwhataln gvnc xnory nxh xryhcnf yntv cnxr phggre. cnqnuny lnat orghy tn hfnu qv xhcnf ngh ngh, ovneva nwn engn, fbnyaln agne cnf qv ‘pevzc gbby’ xna vgh cva znfvat znfvat grzohf xr qnyrz xnoryaln.. ortb qru qhyh.. zbtn xnzh tn zrynxhxna uny fnzn xnlnx qhyh.
Langganan:
Postingan (Atom)